Ujung Lemahabang site
Introduction
According to current BATAN plans, four Muria nuclear power plants are to be built on the north coast of Central Java at Dukuh Ujung Lemah Abang, in the village of Balong (Desa Balong), about 45 km from the kapubaten capital of Jepara.
Very limited technical information is available about the precise geological and hydrological characteristics of the Ujung Lemahabang site itself. The office of the Balong village head possesses only a rough hand-drawn overlap of a local map. An IAEA document prepared by BATAN contributors in 2000 provided the following description:
The size of this tentatively preferred site is approximately 3 Km length in East-West direction and 2 Km wide in North-South direction. Elevated land in a height of about 10 m is well developed at the coast continued by gentle hilly slope behind it.
The precise location within the village of Balong has not been publicly specified by BATAN, but a BATAN scientific study confirmed local residents’ understanding that the site runs south from Tanjung Jelamun. The 600 ha site is located within a rubber and cocoa plantation owned by the government corporation PT Perkebunan Nusantara IX: PTPN IX blok Balong/Beji/Kalitelo, Jepara. The northern tip of the site is at the small cliff of Tanjung Jelamun.
Two km east of Ujung Lemah a conveyor belt reaches out 300 metres from the beach, loading 2 million tonnes of iron sands a year from the 2,000 ha mining operations of PT Pasir Rantai Mas. Five kilometers to the south-west of the planned nuclear power plant site the chimney for the Tanjung Pati B coal-fired power station soars into the sky, and its jetty stretches a kilometer and a half out to sea.
Google Earth placemark: Ujung Lemah Abang [.kmz file, requires Google Earth]
See also:
- Site selection history
- Contemporary alternative site proposals
- Desa Balong
- Iron sands mining
- Tanjung Jati B Power Station
Analysis
Rencana Pembangunan PLTN di Desa Balong, Muhammadun Sanomae, Suara Merdeka, 7 Agustus 2004.
Februari lalu Kepala Pusat Pengembangan Energi Nuklir (P2EN) Badan Tenaga Atom Nasional (Batan) Arnold Y Soetrisnanto mengadakan pertemuan dengan beberapa pejabat Provinsi Jateng di Semarang. Dalam pertemuan itu setidaknya menghasilkan lampu hijau untuk segera membangun pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) di kawasan Lemah Abang, Desa Balong, Kecamatan Kembang, Kabupaten Jepara. Lahan seluas 600 ha milik pemerintah yang akan dijadikan lokasi pembangunan PLTN itu berjarak kurang lebih 10 km dari pusat Desa Balong. Antara pusat desa dan kawasan Lemah Abang dipisahkan ratusan hektare kebun karet, termasuk kebun kelapa, kakao, dan semak belukar. Meskipun demikian, jalan menuju lokasi yang ditumbuhi semak belukar setinggi lutut itu masih bisa dijangkau dengan sepeda motor. Jika memakai kendaraan roda empat mesti berhenti 1 km sebelum di lokasi. Bagi yang belum pernah ke lokasi, hamparan kebun karet, kakao, dan semak belukar, ditambah ruas jalan bercabang yang banyak, menjadikan mereka harus bertanya ke penduduk yang berada di sepanjang perkebunan itu.
“Jalan ini (ujung barat desa Balong-Red) masuk perkebunan karet jalan lurus ke timur, lalu ke kiri, ada pertigaan ke kanan, dua kilometer sampai ke perkebunan kelapa belok kiri lagi, kemudian lurus lewat semak belukar, sampai ke laut,” kata Rawi salah seorang warga Desa Balong yang rumahnya berada di ujung paling barat, berbatasan dengan kebun karet. Sesampai di daerah semak belukar yang juga bagian wilayah yang dibangun instalasi PLTN, sayup-sayup terdengar ombak pantai Laut Jawa. Desa Balong dengan luas tanah 14 ribu ha dan jumlah penduduk 6 ribu lebih terdiri atas empat dukuh, yaitu Gondosari, Sidorejo, Gecak, dan Sebeluk.
BATAN Siapkan Lahan Nuklir Muria, DJLPE Portable Mobile, 4 Juli 2006.
Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) berancang-ancang menjadikan lahan perkebunan milik PTPN IX blok Balong/Beji/Kalitelo,Jepara, sebagai tapak reaktor nuklir. Tepatnya, di wilayah Dukuh Ujung Lemah Abang, Desa Balong, Kec Kembang, Kab Jepara.
“Sebelumnya memang ada beberapa pilihan tempat, yakni Ujung Lemah Abang, Ujung Grenggengan. Keduanya masuk Kecamatan Kembang serta Ujung Watu, Kecamatan Keling. Tapi dengan berbagai pertimbangan, akhirnya dipilihlah Ujung Lemah Abang sebagai pilihan utama,” tutur Tukinyo, koordinator Meteorologi BATAN wilayah Balong kepada SINDO di kantornya, kemarin.
Tukinyo menambahkan, Dukuh Ujung Lemah Abang terletak sekitar 45 km arah timur laut dan pusat Kota jepara. Tepatnya, kurang 1 km dari bibir pantai perairan jepara. Luas lahan yang diperkirakan menjadi kawasan PLTN mencapai sekitar 3 km 2 yang terbagi menjadi tiga kategorii kawasan, yakni kawasan merah (inti reaktor), kawasan kuning (bebas penduduk), serta kawasan hijau (jumlah penduduk terbatas).
Meski mengaku tak tahu persis alasan dipilihnya Ujung Lemah Abang sebagai tapak utama PLTN Gunung Muria, Tukinyo menyatakan bahwa syarat utama pembangunan sebuah reaktor nuklir adalah dukungn geografis daerah pilihan.
Ditambahkan Tukinyo, guna lebih mematangkan penelitian yang dilakukan, BATAN telah membentuk Unit Pemantauan Data dan Tapak Lingkungan (UPDTL). “UPDTL mulai resmi berdiri dan beroperasi januari lalu,” imbuhnya.
Sementara itu, kabar bakal dibangunnya PLTN Gunung Muria di Kec Kembang direspons masyarakat setempat secara beragam. Pro dan kontra pembangunan PLTN sudah mulai mencuat ke permukaan sejak 2000. Karena itu, beberapa tokoh masyarakat setempat berinisiatif menjembatani imbas pembangunan PLTN itu dengan membentuk sebuah forum bernama Forum Peduli Lemah Abang.
“Selain menjembatani antara yang pro dan kontra, kita juga menjembatani .antara keinginan warga dan pemerintah, dalam hal ini BATAN. Juga memberi pembelajaran ke masyarakat setempat bagaimana sisi positif dan negatif pembangunan sebuah PLTN,” jelas Widoyoko, Wakil Ketua I Forum Peduli Lemah Abang.
Figure 1. Plantation view, southeast (Richard Tanter, September 2007)
-
-
Figure 2. Plantation view, looking east (Richard Tanter, September 2007)
— by Richard Tanter — last modified 18-Jun-2008 17:10
Figure 4. Plantation view, looking east to iron sands mine The blue line out to sea is the conveyor belt loading iron sand ore from the PT Pasir Rantai Mas iron sands mine. Source: (Richard Tanter, September 2007).
Project coordinator: Richard Tanter
Additional research: Arabella Imhoff
Updated: 4 December 2009