AdaptNet, 27 Oktober 2009
1. Prinsip-prinsip Kerentanan Pesisir untuk Perubahan Iklim – Australia
2. Kerangka Kerja Penilaian Risiko: Buenos Aires, Delhi, Lagos, New York
3. Skenario Perubahan Iklim Global – Goole Earth
4. Melakukan Geoengineering pada Iklim: Ilmu Pengetahuan, Tata Pemerintahan, dan Ketidakpastian
5. Dilema Ketahanan Iklim -dan Energi- Cina
6. Acara Riset Lingkungan Hidup 2010 – Central Queensland University, Australia
Laporan Khusus AdaptNet: Mengumpulkan Badai: Apakah Kota-Kota di Asia Pasifik Mampu Beradaptasi terhadap Perubahan Iklim? – Joan Diamond, Peter Hayes, Jane Mullett, Felicity Roddick, and Tim Savage
1. Prinsip-prinsip Kerentanan Pesisir untuk Perubahan Iklim – Australia
Makalah ini membahas berbagai penelitian mengenai kerentanan pesisir Australia. Menurut makalah ini, pada umumnya penelitian menghiraukan fase-fase variabilitas iklim multi dekade. Makalah ini memberikan argumen bahwa kawasan lindung di daerah pesisir Australia harus dipindah ke arah daratan (seperti pendekatan di Amerika Serikat yang memberlakukan kebijakan yang tetap memperbolehkan pembangunan di wilayah pesisir tetapi melarang pemilik properti membuat bangunan yang dapat menahan air laut) untuk mempertahankan pantai dan fungsi alami ekosistem pesisir.
Prinsip-Prinsip Kerentanan Pesisir untuk Perubahan Iklim, Peter Helman dan Rodger Tomlinson, Makalah dipresentasikan pada Konferensi Pesisir Queensland – 2009, Pusat Manajemen Pesisir Griffith, Griffith University, Gold Coast, Queensland, Australia, 2009 [208 KB, PDF]
2. Kerangka Kerja Penilaian Risiko: Buenos Aires, Delhi, Lagos, New York
Makalah ini mengembangkan sebuah kerangka kerja untuk melakukan penilaian risiko urban dengan memberikan fokus kepada adaptasi perubahan iklim. Makalah ini kemudian menguji kerangka kerja tersebut ke empat kota dengan kondisi geografis yang sangat berbeda, yaitu: Buenos Aires, Delhi, Lagos, dan New York. Makalah ini juga mengidentifikasi beberapa kemungkinan rencana adaptasi sebagai sebuah kebutuhan untuk melakukan tanggapan terhadap perubahan iklim pada tingkat kota.
Kerangka Kerja untuk Penilaian Risiko Iklim Kota: Buenos Aires, Delhi, Lagos, dan New York, Shagun Mehrotra dkk., Jaringan Riset Perubahan Iklim Urban (UCCRN), Columbia University, 2009 [9.03 MB, PDF]
3. Skenario Perubahan Iklim Global – Goole Earth
Sebagai usaha untuk meningkatkan kesadaran mengenai Konferensi Perubahan Iklim (COP-15) yang akan diadakan pada bulan Desember nanti, skenario perubahan iklim global hasil dari Laporan Kajian Keempat IPCC saat ini telah tersedia di Google Earth. Kita bisa melihat potensi dampak perubaahan iklim pada Bumi serta mencari berbagai kemungkinan solusi untuk melakukan adaptasi dan mitigasi.
Perubahan Iklim di Google Earth, Google Earth 2009
4. Melakukan Geoengineering pada Iklim: Ilmu Pengetahuan, Tata Pemerintahan, dan Ketidakpastian
Laporan ini memberikan informasi mengenai aspek-aspek ilmiah dan teknis dari geoengineering, serta memberikan kontribusi pada wacana kebijakan iklim. Laporan ini membagi metode geoengineering ke dalam dua kategori dasar, yaitu: menghilangkan karbon dioksida (carbon dioxide removal/CDR), dan manajemen radiasi matahari (solar radiation management/SRM). Laporan ini memberikan sebuah pandangan apakah geoengineering bisa berperan dalam penangangan perubahan iklim.
Melakuakn Geoengineering pada Iklim: Ilmu Pengetahuan, Tata Pemerintahan, dan Ketidakpastian, Dokumen Kebijakan RS 10/09, the Royal Society, London, Inggris, September 2009 [4.55 MB, PDF]
5. Dilema Ketahanan Iklim -dan Energi- Cina
Makalah ini mengulas perkembangan terbaru politik iklim dan energi Cina. Makalah ini memberikan aargumen bahwa meskipun ada indikator tingkat kesadaran yang tinggi dan ambisi politis, dilema ketahanan energi dan iklim Cina terkait erat dengan kesulitan negara tersebut dalam menjalankan pembangunan yang rendah karbon di tengah pesatnya perkembangan industri dan urbanisasi mereka.
Dilema Ketahanan Iklim -dan Energi- Cina: Membentuk Jalan Baru untuk Pertumbuhan Ekonomi, Karl Hallding, Guoyi Han, dan Marie Olsson, Journal of Current Chinese Affairs, vol. 3, hal. 119-134, 2009 [237 KB, PDF]
6. Kegiatan Riset Lingkungan Hidup 2010 – CQ University, Australia
Kegiatan Riset Lingkungan Hidup 2010 (ERE 2010) akan diadakan pada tanggal 27-30 Juni 2010 di Universitas Central Queensland, Rockhampton, Queensland, Australia. Tema untuk kegiatan ini mencakup: perubahan iklim, pendidikan dan kebijakan, ketahanan ekonomi, air, limbah, energi, dan pemulihan. Abstrak untuk disertakan pada kegiatan ini dapat diserahkan paling lambat pada tanggal 7 Desember 2009.
ERE 2010 ‘Transisi Menuju Masa Depan yang Berkelanjutan’, Kegiatan Riset Lingkungan Hidup (ERE), Central Queensland University, Rockhampton, Queensland, Australia, 27-30 Juni 2010
Laporan Khusus AdaptNet: Mengumpulkan Badai: Apakah Kota-Kota di Asia Pasifik Mampu Beradaptasi terhadap Perubahan Iklim? – Joan Diamond, Peter Hayes, Jane Mullett, Felicity Roddick, dan Tim Savage
Joan Diamond, Peter Hayes, Jane Mullett, Felicity Roddick, dan Tim Savage menulis, “Berdasarkan skenario-skenario yang ada, kami optimis bahwa kota-kota di wilayah ini akan mampu melakukan adaptasi terhadap perubahan iklim. Tantangan yang telah teridentifikasi oleh para peserta memang sangat banyak, namun ada satu titik penting untuk melakukan berbagai tindakan yang dapat menanggulangi rintangan-rintangan terbesar. Hasil dari workshop ini langsung memberi inspirasi kepada para peserta untuk membawa pulang pesan bahwa sekaranglah saat yang tepat untuk melakukan adaptasi, dan salah satu cara terbaik adalah agar kota-kota saling berkolaborasi.”
Mengumpulkan Badai: Apakah Kota-Kota di Asia Pasifik Mampu Beradaptasi terhadap Perubahan Iklim? – Joan Diamond, Peter Hayes, Jane Mullett, Felicity Roddick, dan Tim Savage, Institut Nutilus dan Institut Riset Kota Global, Universitas RMIT, Laporan Khusus AdaptNet 09-07-S-Ad, 27 Oktober 2009
AdaptNet dalam Bahasa Inggris tersedia di: Adaptnet 27 October 2009